Bagi seorang mukmin, makanan halal adalah syarat mutlak…. Sayidina Abu Bakar memilih untuk muntah daripada menelan makanan haram… Wali dan sufi sufi memilih tidak makan daripada memakan makanan yang subhat…..salah satu sebabnya karena jika kita makan makanan yang halal hati kita menjadi bersih dan mudah untuk melakukan ibadah serta apapun yang dperintahkan oleh Allah, begitu juga sebaliknya makanan yang haram akan menggelapkan hati dan membuat kita sulit beribadah.Itu sebabnya sebagai hamba Allah, kita harus menjaga diri kita, anak anak kita, keluarga dan siapa saja dari makan makanan haram agar kita mudah beribadah dan dekat kepada Rabb kita.
Mungkin pernah kita berfikir,kenapa doa-doa kita belum dikabulkan oleh Allah,walaupun kita yakin apapun keputusan yang Allah tetapkan untuk kita adalah yang terbaik.
Beberapa hal yang mungkin kita anggap sepele bisa jadi alasan mengapa doa kita tidak terijabah.
seperti satu gambaran kisah Ibrahim bin Adham dibawah ini.
Ibrahim bin Adham merupakan seorang yang dikenal ahli ibadah, zuhud dan tinggi tawakalnya kepada Allah. Pada suatu hari setelah selesai menunaikan ibadah haji, Ibrahim bin Adham berniat ziarah ke masjid Al-Aqsa.Untuk bekal di perjalanan, ia membeli 1 kg kurma dari pedagang tua di dekat Masjidil Haram.Setelah kurma ditimbang dan dibungkus, Ibrahim melihat sebutir kurma tergeletak di dekat timbangan. Menyangka kurma itu bagian dari yang ia beli, Ibrahim memungut dan memakannya.
Tiba-tiba ia mendengar percakapan dua malaikat tentang dirinya."Itu Ibrahim bin Adham, ahli ibadah yang zuhud dan wara' yang doanya selalu dikabulkan Allah SWT," kata malaikat yang satu."Tetapi sekarang tidak lagi, doanya ditolak karena empat bulan yang lalu ia memakan sebutir kurma yang jatuh dari meja seorang pedagang tua di dekat Masjidil Haram," jawab malaikat yang kedua.
Ibrahim bin Adham terkejut sekali, ia terhenyak, jadi selama empat bulan ini ibadahnya, shalatnya, doanya dan amalan-amalan lainnya tidak diterima oelh Allah SWT gara-gara memakan sebutir kurma yang bukan haknya."Astaghfirullah....," Ibrahim beristighfar.Ia langsung berkemas berangkat lagi ke Makkah menemui pedagang tua penjual kurma untuk meminta dihalalkan sebutir kurma yang telah ditelannya.Begitu sampai di Makkah, ia langsung menuju tempat penjual kurma itu, akan tetapi ia tidak menemukan pedagang tua itu melainkan seorang anak muda,"Empat bulan yang lalu saya membeli kurma di sini dari seorang pedagang tua. Kemana ia sekarang?" tanya Ibrahim."Sudah meninggal sebulan yang lalu, saya sekarang meneruskan pekerjaannya berdagang kurma," jawab anak muda itu."Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Roji'un, kalau begitu kepada siapa saya meminta penghalalan?"katanya.Kemudian Ibrahim menceritakan peristiwa yang dialaminya, anak muda itu mendengarkan dengan penuh hikmat."Engkau sebagai ahli wairs orang tua itu, maukah engkau menghalalkan sebutir kurma milik ayahmu yang terlanjur aku makan tanpa seizinnya?" tanya Ibrahim."Bagi saya tidak masalah, Insya Allah saya halalkan, tapi entah dengan saudara-saudara saya yang jumlahnya 11 orang. Saya tidak berani mengatasnamakan mereka karena mereka mempunyai hak waris sama dengan saya," jawab pemuda itu."Dimana alamat saudara-saudaramu? Biara saya temui mereka satu persatu," tutur Ibrahim.
Ibrahim bin Adham pun bergegas, walaupun tempatnya berjauhan, akhirnya selesai juga. Semua setuju menghalalkan sebutir kurma milik ayah mereka yang termakan oleh Ibrahim.Empat bulan kemudian, Ibrahim bin Adham sudah berada di bawah kubah Sakra lagi dan tiba-tiba ia mendengar dua malaikat yang dulu terdengar lagi bercakap-cakap."Itulah Ibrahim bin Adham yang doanya tertolak gara-gara makan sebutir kurma milik orang lain," kata malaikat yang satu."Oh... tidak lagi sekarang, sekarang doanya sudah makbul lagi. Ia telah mendapat penghalalan dari ahli waris pemilik kurma itu. Diri dan jiwa Ibrahim kini telah bersih kembali dari kotoran sebutir kurma yang haram karena masih milik orang lain, dan sekarang ia sudah bebas," jawab malaikat yang kedua.Setelah itu ia langsung berangkat menuju Al Aqsa. Empat bulan kemudian, Ibrahim tiba di Al-Aqsa dan seperti biasa, ia suka memilih tempat beribadah pada sebuah ruangan di bawah kubah Sakhra. Ia shalat dan berdoa khusyuk sekali.
Subhanallah...kita bisa mengambil hikmah dari cerita tersebut ,
itu hanyalah sebutir kurma,tidak akan mengenyangkan kalaupun kita makan,
tapi bagaimana akibatnya kalau kita mendapatkan makanan tersebut dengan cara yang subhat,apalagi haram.Naudzubillah.
Makanan yang kita makan sangatlah berpengaruh akan doa kita ,permohonan kita terhadap Allah bisa tidak akan terijabah bila kita tidak berhati-hati dalam makanan yang kita makan.Astaghfirullah.
Kehalalan suatu makanan diatur dalam syariat dari jenis makanan itu sendiri, cara memperolehnya, cara mengolahnya dan cara menyajikannya. Makanan yang sudah jelas jelas halal, jika penyajiannya kurang tepat, bisa menjadi haram. Contohnya ayam, dari jenisnya termasuk makanan yang halal, Tapi ayam bisa menjadi haram jika cara sembelih ayam tidak sesuai dengan syariat.Ayam yang halal bisa menjadi haram karena ayam tersebut masuk dalam kategori bangkai. Jika sudah disembelih, masih ada hal hal yang perlu dicermati dalam penyajiannya. Ayam yang sudah disembelih sesuai syariat jika dimasak bersama angciu atau arak, menjadi benda yang haram untuk dimakan.
dan seperti contoh kisah sebutir kurma diatas,kurma adalah halal,tapi akan bisa menjadi subhat kalau itu tidak jelas milik siapa kurma yang kita makan.dan akan menjadi haram kalau kurma itu kita dapatkan dari hasil mencuri.
jadi apapun yang kita dapatkan ,selalu untuk berhati-hati menjaga diri dari hal-hal yang menghalangi terijabahnya doa kita.
HALAL sudah menjadi syarat mutlak untuk apapun yang kita makan,kita lakukan,darimana kita memperoleh nafkah,dan cinta yang kita dapatkan pun haruslah berlabel "HALAL".
No comments:
Post a Comment